Ahli Universitas Brawijaya Memberikan Wawasan terkait Pengembangan Bandara H. Asan Sampit
Tribunborneo.com||Sampit- Dalam upaya terus-menerus untuk meningkatkan Bandara H. Asan Sampit, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur terus berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Para ahli dari Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, bergabung dalam diskusi, menyajikan temuan mereka di hadapan Bupati Halikinnor dan lainnya pada hari Selasa,(12/12/2023).
Pemerintah aktif terlibat dalam analisis menyeluruh terhadap kebutuhan pengembangan Bandara H. Asan Sampit untuk mendorong ekspansi ekonomi di wilayah Kotawaringin. Perbandingan dilakukan dengan empat daerah lain—Palangkaraya, Katingan, Seruyan, dan Kotawaringin Barat—di mana pertumbuhan ekonomi Kotim secara signifikan melampaui yang lain.
Ari Subagio, seorang ahli dari Universitas Brawijaya, menyoroti lanskap bisnis yang beragam dan dominan di Kotim, menekankan potensinya bagi Bandara H. Asan Sampit untuk melampaui bandara lain di Kalimantan Tengah. Meskipun memiliki lebih banyak pengguna layanan udara, Bandara H. Asan Sampit tertinggal dalam jumlah penumpang dibandingkan dengan bandara Cilik Riwut dan Iskandar.
Survei menunjukkan bahwa jadwal penerbangan yang tidak pasti dan harga tiket yang lebih tinggi di Kotim membuat penumpang memilih bandara alternatif. Keterbatasan kehadiran maskapai besar di Bandara H. Asan Sampit berkontribusi pada tantangan ini. Subagio menegaskan bahwa potensi bandara tersebut besar, mengingat tingginya permintaan untuk layanan transportasi udara di Kotim.
Bupati Halikinnor mendesak para ahli Universitas Brawijaya untuk menyelami lebih dalam analisis guna mendukung pengembangan Bandara H. Asan Sampit. Dia menekankan pentingnya studi teknis untuk meyakinkan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk mengalokasikan sumber daya bagi kemajuan bandara tersebut, melibatkan tidak hanya landasan pacu dan sumber daya manusia tetapi juga peningkatan infrastruktur.
Pemerintah memvisualisasikan masa depan yang cerah untuk Bandara H. Asan Sampit, mengantisipasi pertumbuhan penduduk dan peningkatan permintaan layanan perjalanan udara. Diharapkan penilaian teknis ini akan memperkuat proposal Pemerintah Kabupaten untuk kemajuan bandara, berkontribusi pada pengembangan keseluruhan wilayah.(Fat)